Ini adalah Blog ke dua saya,,,JANGAN LUPA DI LINK YA!!!! pakaian pengantin wanita & prianya,,, Terimakasih!!!

Kamis, 13 Januari 2011


PAKAIAN ADAT PENGANTIN


Pakaian adat pengantin Kota Pangkalpinang untuk perempuan adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang jaman dulu disebut baju Seting dan kain yang dipakai adalah kain bersusur atau kain lasem atau disebut juga kain cual yang merupakan kain tenun asli dari Mentok. Pada kepalanya memakai mahkota yang dinamakan “Paksian”. Bagi mempelai laki-laki memakai “Sorban” atau disebut “Sungkon”.
Baju pengantin perempuan menurut keterangan orang tua-tua berasal dari negeri Cina, konon menurut cerita ada saudagar dari Arab yang datang ke negeri Cina untuk berdagang sambil menyiarkan agama Islam dan jatuh cinta dengan seorang gadis Cina kemudian melangsungkan perkawinan dengan gadis Cina tersebut, pada perkawinan inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing. Selanjutnya karena banyaknya orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke pulau Bangka terutama ke Kota Mentok yang merupakan pusat pemerintahan pada waktu itu diantaranya ada yang melakukan perkawinan maka banyaklah penduduk pulau Bangka yang meniru pakaian tersebut. Pakaian pengantin tersebut pada akhirnya kita sebut dengan nama “Paksian”. Pakaian tersebut terdiri dari :

Kamis, 06 Januari 2011


Pulau Bangka menyimpan banyak berbagai potensi wisata. Selain keunggulan wisata pantainya, Pulau Bangka juga menyimpan potensi wisata Sejarah. Berikut ini adalah rangkuman yang berhasil Didi rangkum dari berbagai penelusuran lokasi wisata sejarah di Bangka. Insya Allah akan di update lagi guna melengkapinya.  

Lokasi 1 : Pangkalpinang

1. Museum Timah.

Museum Timah Indonesia terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani no. 17. Sebelum menjadi museum rumah ini merupakan rumah tempat tinggal karyawan perusahaan BTW ( Banka Tin Winning). Museum ini menjadi tempat perundingan pemimpin-pemimpin Republik dengan Belanda dan UNCI sebelum perundingan Roem-Royen. Sekarang rumah ini menjadi Museum Timah Indonesia Indonesia (2 Agustus 1997) dan disini akan diketahui bagaimana perkembangan sejarah pertimahan di Indonesia.

2. Rumah Residen.

Sebagi kota bersejarah, Kota Pangkalpinang memilki banyak warisan sejarah yang dapat mengungkapkan kembali kejayaan bangsa di masa lampau serta mencermati jejak-jejak derap langkap pembangunan daerah. Wisatawan dapat berkunjung ke Rumah Residen, bangunan ini terletak di jalan Merdeka nomor 1. Sebelum menjadi rumah dinas Walikota Pangkalpinang, rumah ini adalah rumah Residen Belanda. Pada tahun 1913 Belanda memindahkan pusat Karesidenan dari Mentok ke Pangkalpinang sekaligus memisahkan antara administrasi pertambangan BTW (Banka Tin Winning) dengan administrasi negeri (Bestuur), dengan Residen pertama A.J.N Engelenberg. 
Rumah ini sangat bersejarah karena merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan di Kota Pangkalpinang. Di depannya terdapat alun-alun atau lebih dikenal dengan Lapangan Merdeka sebagai tempat bertemunya para pemimpin dengan masyarakat. Di halaman rumah tersebut juga terdapat dua buah meriam kuno berangka tahun 1840 dan 1857.

3. Pemakaman Belanda (Kerkrof).

Kompleks Pemakaman Balanda (kerkrof), terletak dijalan Sekolah Kelurahan Melintang Kecamatan Rangkui. Di sini terdapat sekitar 90 makam Belanda, yang tertua berasal dari tahun 1902 dan termuda sekitar tahun 1950-an. Pada kompleks pemakaman umum orang Belanda, salah satu makam tertua adalah makam Nyonya Irene Mathilde Ehrencron yang wafat pada tanggal 10 Maret 1928. Di sini juga terdapat makam tentara Belanda korban Perang Dunia Kedua. Kerkrof adalah salah satu bukti bahwa Pangkalpinang memiliki nilai strategis bagi Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu.

4. Perigi Pekasem.

Sumur atau perigi Pekasem terletak di Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan Gerunggang. Perigi atau sumur ini dijadikan tempat untuk membuang mayat orang-orang yang terbunuh TKR (Tentara Keamanan Rakyat), karena dianggap musuh atau sebagai mata-mata Belanda atau sekutunya. Tuatunu sendiri pada waktu itu merupakan kampung yang dijadikan salah satu markas TKR yang terletak di Hutan Titi Rengas, Kampung Cekong Abang, Air Duren dan Hutan Arang, Air Kelapa Tujuh, terletak di antara bukit bulur air dan Air Kelapa Tujuh Tuatunu. TKR sendiri dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Maklumat tanggal 5 Oktober 1945 dikarenakan situasi Nagara Kesatuan Republik Indonesia yang baru terbentuk dalam keadaan genting dan berbahaya karena kedatangan tentara Belanda (NICA) karena ingin kembali berkuasa di Indonesia.

5.Tugu Pergerakan Kemerdekaan.


Tugu Peregerakan Kemerdekaan, terletak di jalan Merdeka di lokasi Tamansari. Tugu ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Bangka dalam mempertahankan serta merebut kemerdekaan setelah Proklamasi 17 Agustus 1945. Diresmikan oleh Bung Hatta pada tahun 1949. Bentuk tugu dengan arsitek menarik dan unik terdiri atas lingga di atas punden berundak-undak dan yoninya berada di ats lingga dengan bentuk yang simetris dengan simbol tertentu mencerminkan perjuangan yang dilakukan oleh berbagai suku dan lapisan masyarakat Indonesia. Pada tugu prasasti tertulis "Surat kuasa kembalinya Ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta, diserahterimakan oleh Ir. Soekarno kepad Sri Sultan Homengkubuwono IX, Media Juni 1949".


Lokasi 2 : Kabupaten Bangka

1. Kampung Gedong.
Perkampungan/pemukiman masyarakat asli Cina dapat kita temui didaerah Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, kurang lebih 54 km dari Kota Sungailiat. Selain itu terdapat pula di Kampung Gedong, Desa lumut, Kecamatan Riau Silip, kurang lebih 51 km dari Kota Sungailiat atau kurang lebih 14 km dari Kota Belinyu. Kehidupan mereka rata-rata berdagang dan pembuat makanan khas Bangka seperti kerupuk, kemplang, getas dan lain-lain.

2. Makam Depati Bahrin.

Makam ini berada di desa Kimak, Kecamatan Merawang. Lokasi ini dapat ditempuh dengan jarak sekitar 30 km dari Kota Sungailiat. Depati Bahrin adalah salah seorang pahlawan Bangka yang menentang penjajah Belanda. Kuburan dibawah pohon durian yang sangat besar ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Upacara Adat Mandi Belimau.

3. Phak Khak Liang.

Tempat ini berada di Desa Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Sekitar 2 km dari Kota Belinyu atau 53 km dari Kota Sungailiat. Pha Kak Liang adalah sebuah kawasan wisata bergaya China, yang dibangun didaerah bekas tambang timah, luasnya mencapai 2 ha. Wisatawan yang datang kesini seolah berada didaratan Hongkong atau Taiwan. Daya Tarik lain bagi wisatawan disini yang tak kalah menariknya adalah penunjung dapat menyaksikan ikan air tawar yang besar-besar bermunculan dari permukaan air apabila wisatawan memberikan makanan ikan yang telah disediakan oleh penjaga setempat. Menurut cerita, ikan tersebut tidak boleh dipancing atau dimakan.

4. Situs Kota Kapur.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dulu mengirimkan utusannya untuk memberantas para perampok dan pemberontak. Situs ini terletak didesa Kota Kapur Kecamatan Mendo Barat, tempat ditemukannya Prasasti (batu bertulis) yang disebut Lingga dan batu Yoni.


Lokasi 3 : Kabupaten Bangka Selatan

1. Benteng Penutuk.

Benteng Penutuk ini terletak di Desa Penutuk Kecamatan Lepar Pongok Kabupaten Bangka Selatan, berjarak sekitar 2 km dari Desa Penutuk dan untuk mencapai lokasi benteng ini dapat ditempuh selama 25 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua.

2. Benteng Toboali.

Benteng ini terletak di Kelurahan Tanjung Ketapang Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, lokasi benteng ini dapat ditempuh sekitar 10 menit perjalanan dari pusat Kota Toboali dengan menggunakan kendaran roda dua dan empat.

3. Klenteng Dewi Sin Mu Tahun 1800.

Kelenteng ini terletak si Kelurahan Tanjung Ketapang Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, lokasi Kelenteng ini dapat ditempuh sekitar 10 menit perjalanan dari pusat Kota Toboali dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat.

4. Mercusuar Lampu Besar.

Mercusuar ini terletak di Desa Batu Betumpang Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan, lokasi mercusuar ini dapat ditempuh selama 1,5 jam perjalanan dari Kota Toboali dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat.Mercusuar ini sudah berumur lebih dari satu abad dan merupakan bangunan peninggalan Belanda, sampai saat ini mercusuar ini masih berfungsi sebagai navigasi perahu-perahu nelayan sekitar.

5. Mercusuar Pulau Dapur.

Mercusuar ini terletak di Pulau Dapur Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, lokasi mercusuar ini dapat ditempuh selama 45 menit perjalanan laut dari Kota Toboali dengan menggunakan speed boat. Mercusuar ini sudah berumur lebih dari satu abad dan merupakan bangunan peninggalan Belanda, sampai saat ini mercusuar ini masih berfungsi sebagai navigasi perahu-perahu nelayan.

6. Peninggalan Sejarah Pergam.

Benda-benda sejarah ini terdapat di Desa Pergam Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan, lokasi Desa Pergam dapat dicapai dalam 30 menit perjalanan dari Kota Toboali. Sampai saat ini benda-benda tersebut masih tersimpan disalah satu rumah penduduk Desa Pergam yang merupakan juru rawat benda-benda tersebut.

7. Rambut Batin Tikal.
Batin Tikal adalah seorang pejuang pada masa penjajahan Belanda, dia dikenal karena kesaktiannya, walaupun Batin Tikal sudah tiada tetapi rambutnya masih tersimpan hingga sekarang dan diwariskan secara turun temurun kepada keturunannya. Sampai saat ini rambut tersebut tidak akan tertembus oleh peluru, akan tetapi untuk mendapatkan rambut tersebut tidaklah mudah hanya yang berjodoh yang bisa memilikinya.

8. Makam Kreo Panting.

Makam ini terletak di Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan, berjarak sekitar 6 km dari Kecamatan Payung dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Kreo Panting merupakan seorang pejuang pada masa penjajahan Belanda, ia berasal dari Pulau Jawa karena dikejar oleh Belanda ia melarikan diri kepulau Bangka dan sampai ke Desa Payung. Karena tidak mau tunduk kepada Belanda akhirnya ia di pasung dan di penggal, kepalanya di bawa ke Palembang dan tubuhnya di makamkan di Payung.

9. Makam Syech Said Jamalludin Al Afany.

Makam ini terletak di Desa Bahar sekitar 1 km dari Kota Toboali, menurut cerita makam ini adalah makam seorang panglima pada masa penjajahan Belanda, ia juga salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Bangka. Makam ini dapat ditempuh selama 30 menit perjalanan dari Kota Toboali, sekarang makam ini dikenal dengan sebutan Keramat Toboali.

10. Makam Karang Panjang.

Makam ini terletak di Desa Bangka Kota Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan, berjarak sekitar 141 km dari Kota Toboali dan lokasinya dapat ditempuh dalam 2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Menurut cerita makam ini merupakan makam seorang pejuang pada masa penjajahan Jepang, konon menurut penduduk setempat jika bulan purnama tiba ukuran makam ini akan ikut membesar/memanjang dan ketika bulan purnama hilang ukurannya akan kembali seperti semula.  

Lokasi 4 : Kabupaten Bangka Tengah

1. Mercusuar Pulau Pelepas

Mercusuar ini di buat oleh kolonial Belanda tahun 1893 yang disebut Mercusuar H.M. Koningin Wilhelmina atau H.M. Koningin Emma. Mercusuar ini terletak di pulau Pelepas, sekitar 2,5 jam dari desa Sungai Selan. Sampai sekarang masih di fungsikan, dengan lingkungan pulau yang masih alami, pegunjung dapat menikmati pemandangan di sekitarnya.

2. Makam Belanda (D.W.Becking)
Merupakan salah satu makam kolonial Belanda yang pernah menduduki kepulauan Bangka. Dimakamkan pada tahun 1851 di desa Sungaiselan tepatnya di belakang asrama Polsek Sungaiselan Kecamatan Sungaiselan 65 km dari koba.

3. Tugu Pahlawan 
Tugu Pahlawan ini terletak di desa Tanjung Berikat Kecamatan Lubuk Besar sekitar setengah jam dari desa Lubuk Besar atau sekitar 1 jam dari kota koba. Tugu ini melambangkan perlawanan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dengan para penjajah waktu itu yang ingin memasuki pulau Bangka melalui Tanjung Berikat.

4. Sumur Tujuh
Merupakan sumur peninggalan masa belanda. Sumur yang terletak di dekat kota Koba, ibukota kabupaten bangka tengah itu (1,5 km) berjumlah 7 buah dengan jarak sekitar 2 meter antar sumur. Sumur itu dulu kala digunakan untuk pengolahan garam, sayang bangunan lain disekitar sumur itu sudah hancur dan sekarang tak berbekas lagi. Letak sumur yang berada di pinggir pantai membuat pantai itu dikenal dengan Pantai Sumur Tujuh.


Lokasi 5 : Kabupaten Bangka Barat

1. Masjid JAMI Muntok

Bangunan Masjid Jami Muntok yang berlokasi di kelurahan Tanjung, kecamatan Muntok, kabupaten Bangka Barat ini berdiri sejak tahun 1881 M, atas inisiatif Tumenggung Kartanegara II sebagai wakil Kesultanan Palembang. Lahan yang digunakan merupakan tanah wakaf dari Tumenggung Arifin dan H. Muhammad Nur seluas 7.500 M2. Lokasi masjid ini ialah disebelah klenteng Kuang Fuk Miay d dekat terminal Lama Muntok. Bangunan masjid ini bertiang utama sebanyak 6 buah di bagian depan dan 4 dibagian dalam. Jumlah pintu msuk masjid berjumlah 5 buah dengan ukuran 76 x 220 cm dan terbuat dari kayu bulin, Jendela sebanyak 17 Buah berukuran 120 x 220 cm. (direktori Masjid bersejarah Departemen Agama RI – 2008).

2. Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam.

Ada dua gedung tua yang pernah dijadikan sebagai tempat pengasingan, gedung tua itu adalah Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam. Bung Karno bersama Bung Hatta dan sejumlah pemimpin Republik Indonesia lainnya pernah menempati dua bangunan bersejarah itu saat dibuang Belanda pada Februari 1949. Bung Hatta saat dibuang menempati Pesanggrahan Menumbing yang terletak di tengah hutan perawan di atas Bukit Menumbing.
Di perbukitan Giri Sasana Menumbing dengan ketinggian sekitar 800 meter dpl kita bisa melihat langsung kamar tempat Bung Karno dan Bung Hatta serta salah satu mobil yang mereka pakai saat diasingkan Belanda pada zaman Kemerdekaan. Kini tempat pembuangan Bung Karno dan Bung Hatta itu sejak beberapa tahun lalu telah diubah menjadi hotel dengan nama Jati Menumbing. Selain di Giri Sasana Menumbing ada satu tempat lagi yang menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta oleh Belanda adalah Wisma Ranggam. Gedung itu kini sudah mengalami renovasi karena kondisinya sempat sangat memprihatinkan.

3. Makam H. Hatama Rasyid (Jebus)

Makam ini adalah makam penyebar Agama Islam yang di keramatkan. Makam ini terletak di Desa Bakit Kecamatan Jebus berjarak 4D.35 Km dari pusat kota. Makam ini setiap tahunnya banyak dikunjungi oleh peziarah dari Kabupaten Bangka Barat maupun dari Kabupaten-Kabupaten dan bahkan banyak juga peziarah-peziarah dari luar pulau Bangka datang ketempat ini untuk berziarah. Ditempat ini mereka yang datang berdoa untuk meminta agar murah rezeki, jodoh dan kesehatan kepada Allah. Dengan kondisi jalan yang mulus, tempat ini dapat ditempuh dengan menggunakan mobil selama kurang lebih 2 jam dari kota Muntok.

4. Monumen Proklamator Kota Muntok

Monumen Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta adalah sebuah monumen yang baru dibangun dikota Muntok dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI Mega Wati Soekarno Putri pada 2 Juli 2000. Monumen dengan tinggi sekitar tujuh meter berbentuk batu lonjong dengan seekor burung Garuda berkalungkan perisai Lima Sila yang mengepakkan sayapnya seakan-akan hendak terbang ini dibuat dari batu granit. Di pelataran depan, patung Bung Karno dan Bung Hatta berdiri gagah sedang menunjuk ke arah laut Selat Bangka.
Monumen ini berada persimpangan jalan antara lapangan bola dan kantor Pos dan berada dekat pusat kota Monumen ini semakin memperkaya keberadaan Kota Muntok sebagai pusat perjuangan yang bersejarah dan berbudaya. Monumen Proklamator Bung Karno Dan Bung Hatta sarat dengan makna dan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Monumen ini melengkapi nilai bersejarah monumen lainnya seperti Pesanggrahan Bung Karno (Wisma Ranggam) Vila di Bukit Menumbing. 

5. Rumah Mayor di Muntok

Peninggalan bangunan lama yang dibangun pada masa penjajahan belanda, hingga kini bangunan itu masih ada. Namun minimnya informasi atas keberadaan bangunan ini membuatnya kurang begitu dikenal bahkan oleh masyarakat bangka sendiri.

6. Makam pangeran Pakoeningprang

Pangeran Hario Pakoeningprang adalah salah satu pahlawan dari Yogyakarta yang diasingkan oleh Belanda di Kota Muntok pada tanggal 8 Februari 1897. Pengasingan Pangeran Hario Pakoeningprang berawal dari diutusnya beliau untuk meredam perlawanan rakyat Aceh terhadap pemerintahan Belanda. Tetapi Setibanya di Aceh Pangeran Hario malah berbalik melawan Belanda. Setelah tertangkap Beliau lalu diasingkan di Bangka (Muntok) pada tanggal 8 Februari 1897 hingga Wafat pada tanggal 18 Agustus 1897. Pangeran Hario Pakoeningprang adalah Cucu dari Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam II.